PENGARUH CANGKANG TELUR PLUS ASAM SALISILAT SEBAGAI AGEN PENGINDUKSI KETAHANAN DALAM MEMPERTAHANKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN Alternaria

  • Sri Nanda Alfiani Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
  • Adjat Sudradjat Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
  • Ida Yusidah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Keywords: Alternaria, Sawi, Induksi Resistensi, Cangkang Telur,, Asam Salisilat

Abstract

Bercak daun Alternaria merupakan salah satu penyakit yang menyerang tanaman sawi. Pengendalian penyakit dengan pestisida kimia sangat berbahaya dikarenakan daun sawi biasa dikosumsi mentah. Diperlukan alternatif pengendalian yang lebih aman seperti menginduksi resistensi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cangkang telur plus asam salisilat sebagai agen penginduksi ketahanan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2021 di Desa Ciburial, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan A (Kontrol positif); B (Kontrol negatif); C (Cangkang Telur plus Asam Salisilat 20%); D (Cangkang Telur plus Asam Salisilat 40%); E (Cangkang Telur plus Asam Salisilat 60%); dan F (Cangkang Telur plus Asam Salisilat 80%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cangkang telur plus asam salisilat tidak berpengaruh dalam menginduksi ketahanan tanaman serta tidak berpengaruh dalam mempertahankan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi.

References

Ariwibowo, F. (2012). Pemanfaatan Kulit Telur Ayam dan Air Cucian Beras pada Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) dengan Media Tanam Hidrofonik. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Ata, H., Papuangan, N., & Bahtiar. (2017). Identifikasi Cendawan Patogen pada Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L). Universitas Khairun.

Frazie, M. D., Kim, M. J., & Ku, K. . (2017). Health-promoting phytochemicals from 11 mustard cultivars at baby leaf and mature stages. Molecules, 22(10), 1–13. https://doi.org/10.3390/molecules221 01749

Jutono, S., J, H., S, K., S, S., & Soesanto. (1971). Dasar-Dasar Mikrobilogi untuk Perguruan Tinggi. Universitas Gadjah Mada.

Leiwakabessy, C., Sinaga, M. S., & Mutaqin, K. H. (2017). Asam Salisilat sebagai Penginduksi Ketahanan Tanaman Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri Salicylic Acid as Inducers for Rice Resistance Against Bacterial Leaf Blight Disease. 13(November). https://doi.org/10.14692/jfi.13.6.207

Maryani, H., Herti, & Lusi, K. (2004). Tanaman Obat untuk Influenza. Agromedia Pustaka.

Putri, N. P. U. R., Julyasih, K. S. M., & Dewi, N. P. S. R. (2019). MENINGKATKAN JUMLAH DAUN DAN BERAT KERING TANAMAN. 6(3).

Romadhani, K., Fitriyah, H., Permata E, R., & Triastuti, Y. (2013). Analisa Pengaruh Kalsium dan Magnesium teerhadap Pertumbuhan Tanaman. Universitas Brawijaya.

Suganda, T, & Wulandari, D. (2018). Jamur Patogen Baru Penyebab Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Sawi. Jurnal Agricultura, 29(3), 119–123. https://www.britmycolsoc

Suganda, Tarkus, & Wulandari, D. Y. (2019). TANAMAN SAWI TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN Curvularia EFFECTIVENESS OF SEVERAL CHEMICAL SUBSTANCES AS RESISTANCE INDUCER AGENST OF MUSTARD GREENS AGAINST Curvularia LEAF SPOT DISEASE. 6, 86–94.

Syarief, R., Sentausa, S., & Isyana, B. (1989). Teknologi Pengemasan Pangan. IPB.

Triyanto. (1988). Patologi dan Patogenesis Beberapa Isolat Bakteri Aeromonas hydrophilia terhadap Ikan Lele (Clarias bratachus L.). Universitas Gadjah Mada.

Yamani, A. (2010). Kajian Tingkat Kesuburan Tanah pada Hutan Lindung Gunung Sebatung di Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropis, 11(29), 32–37.
Published
2022-02-01
Section
Articles