APLIKASI KONSENTRASI Trichoderma harzianum Rifai. TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT Alternaria brassicae Berk. PENYEBAB BERCAK DAUN PADA TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. botrytis L.)
Abstract
Kubis bunga merupakan salah satu sayuran komersial yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Penyakit yang ditemukan pada tanaman kubis bunga di Kampung Cicalung-Lembang merupakan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh patogen Alternaria brassicae Berk. dengan intensitas serangan sebesar 44%. Upaya dalam menghambat pertumbuhan patogen A. brassicae diperlukan pengendalian yang ramah lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan Trichoderma harzianum Rifai. yang merupakan salah satu jamur bersifat antagonis dan memainkan peran kunci dalam proses dekomposisi senyawa organik terutama dalam kemampuannya mendegradasi senyawa-senyawa yang sulit terdegradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi agensia hayati T. harzianum yang paling efektif dalam menekan intensitas serangan A.brassicae dan meningkatkan produksi tanaman kubis bunga. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Februari sampai Maret 2021. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari lima perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang digunakan terdiri dari berbegai taraf diantaranya yaitu: T. harzianum 10, 15, 20, 25 g/liter air dan tanpa perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi T. harzianum tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap intensitas serangan A. brassicae dan produksi tanaman kubis bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.).
References
Antari, N.P. M.S., N.M. Puspawati., I.K, Suada. 2017. Pengaruh Inokulasi Trichoderma sp. Indigenus terhadap Penyakit Akar Gada dan Pertumbuhan Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.). Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana. 6 (4). ISSN: 2301-6515.
Chairani, C., Zulia., dan Zulfika. 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleraceae var. Botrytis L.) terhadap Aplikasi Bio-7 dan Pupuk Kandang Kambing di Polybag. Jurnal Penelitian Pertanian Bernas. 13 (1). ISSN : 0216-7689.
Custodio, Adriano et al. 2011. Comparison And Validation Of Diagrammatic Scalesfor Brown Eye Spots In Coffee Tree Leaves.Journal. Universidade Federal de deLavras. Brazil. Terdapat di www.researchgate.net. (diakses pada tanggal 28 Agustus 2021).
Edwards, T., R. N. Trigiano., P. A. Wadl., B. H. Ownley. 2016. First Report of Alternaria alternata Causing Leaf Spot on Whorled Sunflower (Helianthus verticillatus) in the Southeast United States. Article Plant Disease. 101 (4). ISSN:0191-2917. e-ISSN:1943-7692.
Permadi, D . P., Majid, A., Hasjim, S. 2015. Efektivitas Agen Pengendalian Hayati Trichoderma harzianum Untuk Mengendalikan Penyakit Bercak Daun Tembakaun Rajang di Jember. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Jember. Berkala Ilmiah Pertanian. Volume x, Nomor x, Bulan xxxx, hlm x-x.
Syatrawati dan Inderiati. 2017. Pemberdayaan Petani Dalam Penggunaan Agens Hayati Untuk Pengendalian Hama Dan Penyakit Sayur Di Kab. Enrekang. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Jurnal Dedikasi Masyarakat. 1(1) : 52 –58.
Pratama, T., G. Suastika., A. Nurmansyah. 2016. Dampak Penyakit Tanaman terhadap Pendapatan Petani Kubis-kubisan di Daerah Agropolitan Kabupaten Cianjur. Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 12 (6) : 218–223.
Thakur dan Zacharia. 2018. Efficacy of bio-agents and plant extracts against Alternarial leaf blight of mustard (Brassica juncea L.). Sam Higginbottom Institute of Agriculture. India. 5 (4) : 29-35.
Unterstenhofer, G. 1963. The Basic Principles of Crop Protection Field Trials. Pflanzerschutz: Nachtichten Bayer. 29 (2): 155.
Wahyudin, A., Nurmala, T., & Rahmawati, R. D. (2015). Pengaruh Dosis Pupuk Fosfor dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Pada Ultisol Jatinangor. Jurnal Kultivasi, 14(2) : 16–22.
Yustianingsih, M. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Timor. Nusa Tenggara Timur. 4 (2) : 43 - 48.