KANDUNGAN NUTRISI SILASE BATANG PISANG (Musa sapientum) DENGAN LEVEL MOLASSES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA
Abstract
Batang pisang merupakan limbah pertanian/perkebunan yang dapat dimanfaatkan menjadi pakan alternatif ternak ruminansia. Silase batang pisang merupakan pengolahan bahan pakan alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh peternak sebagai cadangan pakan ternak dimusim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan kering, bahan organik, bahan anorganik, dan serat kasar pada silase batang pisang dengan level molasses yang berbeda pada setiap perlakuan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari P1= Batang pisang + EM4 + Air + 0% molasses, P2= Batang pisang + EM4 + Air + 2% molasses, P3= Batang pisang + EM4 + Air + 4% molasses, dan P4= Batang Pisang + EM4 + Air + 6% molasses. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian molasses 2-6% tidak berpengaruh terhadap kandungan bahan organik dan bahan anorganik, akan tetapi pemberian molasses 2-6% berpengaruh terhadap meningkatnya kandungan bahan kering dan menurunya kandungan serat kasar. Perlakuan dengan penambahan molasses 4 % memberikan pengaruh yang paling optimal dibanding perlakuan lain karena dapat meningkatkan kandungan bahan kering dan menurunkan kandungan serat kasar silase batang pisang.
References
Dhalika, T., A. Budiman, B. Ayuningsih, dan Mansyur. 2011. Nilai Nutrisi Batang Pisang dari Produk Biopres (Ensilage) Sebagai Ransum Lengkap. Jurnal Ilmu Ternak. 11 (1) : 17-23.
Faharudin. 2014. Analisis Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar Silase Pucuk Tebu (Saccharum officinarum L.) yang Difermentasi Dengan Urea, Molasses dan Kalsium Karbonat. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin. Makasar.
Fathurrohman, F., A. Budiman, dan T. Dhalika. 2015. Pengaruh Tingkat Penambahan Molasses Pada Pembuatan Silase Kulit Umbi Singkong (Mannihot esculenta) terhadap Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik, dan HCN. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 1 (2) : 19-27.
Hasrida, 2011. Pengaruh Dosis Urea Dalam Amoniasi Batang Pisang terhadap Degradasi Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Secara In-Vitro. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Herawati, E. dan M. Royani. 2017. Kualitas Siase Daun Gamal dengan Penambahan Molasses Sebagai Zat Aditif. IJAS. 7 (2): 29-32.
Hidayat, N. 2014. Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat Fermentable. Jurnal Agripet. 14 (1) : 42-49.
Kuncoro, D. C., Muhtarudin, dan F. Fathul. 2015. Pengaruh Penambahan Berbagai Starter pada Silase Ransum Berbasis Limbah Pertanian terhadap Protein Kasar, Bahan Kering, Bahan Organik, dan Kadar ABU. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(4): 234-238.
Kurniati. 2016. Kandungan Lemak Kasar Bahan Organik dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen Silase Pakan Lengkap Berbahan Utama Batang Pisang (Musa Paradisiaca) dengan Lama Inkubasi yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin. Makasar.
Kurniawan, D., Erwanto dan F. Fathul. 2015. Pengaruh Penambahan Berbagai Starter Pada Pembuatan Silase Terhadap Kualitas Fisik dan Ph Silase Ransum Berbasis Limbah Pertanian. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(4): 191-195.
Kusmiati, R., T. Swasono, J. Eddy, dan I. Ria. 2007. Produksi Glukan dari dua Galur Agrobacterium sp. Pada Media Mengandung Kombinasi Molasses dan Urasil. Biodiversitas. 8(1):123-129.
Melinda, M. N., H. Widowati, dan Achyani. 2017. Pemanfaatan Batang Pisang dan Bekatul dengan Konsorsia Bakteri Indigen LCN (Limbah Cair Nanas) Untuk Pakan Ternak Ruminansia. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 26 (2): 67-72.
Noviadi, D. 2018. Pengaruh Level Legium terhadap Kandungan Bahan Kering dan Bahan Organik Silase Campuran Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dan Daun Turi (Sesbania grandiflora) dengan Aditif Inhibitor Asam Forminat. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Mataram
Santi, R. K., D. Fatmasari, S. D. Widyawati, dan W. P. S. Suproyogi. 2012. Kualitas dan Nilai Kecernaan In Vitro Silase Batang Pisang (Musa paradisiaca) dengan Penambahan Beberapa Akselerator. Jurnal Tropical Animal Husbandry. 1 (1): 15-23.
Subekti, E. 2009. Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Jurnal Kebutuhan Pakan Ternak, 5 (2) : 63-71.
Superianto., A. E. Harahap, dan A. Ali. 2018. Nilai Nutrisi Limbah Sayur Kol dengan Penambahan Dedak Padi dan Lama Fermentasi yang Berbeda. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 13 (2) : 1978-3000.
Sukria, H. A. dan R. Krisnan. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia. IPB Press. Bogor.
Sutowo, I., T. Adelina, dan D. Febriana. 2016. Kualitas Nutrisi Silase Limbah Pisang (Batang dan Bonggol) dan Level Molasses yang Berbeda Sebagai Pakan Alternatif Ternak Ruminansia. Jurnal Peternakan. 13 (2) : 41-47.
Thiasari, N., dan A. I. Setiawan. 2016. Complete Feed Batang Pisang Terfermentasi dengan Level Protein Berbeda terhadap Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Bahan Organik dan TDN Secara In Vitro. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 26 (2): 67-72.
Umala, Z. N., F. Fathul, A. Kusuma dan Liman. 2020. Pengaruh Perbedaan Varietas dan Starter pada Silase Tebon Jagung Terhadap Kadar ABU, Kadar Lemak Kasar, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan. 4 (1): 2598-3067.